My Blog

Sabtu, 05 Januari 2013

FENOMENA MASALAH "ANAK JALANAN"

anak jalanan merupakan isu global yang telah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Jumlah anak jalanan bertambah setiap hari dan mempunyai prevalensi yang cukup tinggi di negara – negara yang miskin dan berkembang terutamanya di benua Latin Amerika, Asia dan Afrika. Sampai pada detik ini, jumlah anak jalanan yang pasti di seluruh dunia masih tidak diketahui lagi, tetapi UNICEF (2003) mengestimasi bahwa ada sekurangnya sekitar 100juta orang. Publikasi artikel oleh Railway Children (2009), menunjukkan India mempunyai jumlah anak jalanan yang paling banyak di dunia ini dengan mencatatkan jumlah sekurangnya 11juta orang. Berdasarkan kepada stastistik yang dikumpul, dianggarkan terdapat sekitar 170,000 orang anak jalanan di Indonesia (Irwanto,1999).

Anak jalanan umumnya berusia sekitar dari 6 hingga 18 tahun merupakan antara kelompok yang beresiko tinggi terhadap pembunuhan, pelecehan dan perlakuan tidak manusiawi. Demi kelangsungan hidupnya, mereka akan memilih untuk melakukan pencurian bahkan hingga menjual dirinya sendiri demi uang. Diperkirakan sekitar 90% dari mereka yang mengalami ketergantungan terhadap zat-zat adiktif seperti lem, bahan pewarna, dan lain-lain, dapat mengakibatkan penyakit gagal ginjal, kerusakan otak permanen, dan bahkan kematian. Berdasarkan kepada survey yang dilakukan oleh National Survey on Drug Use and Health (2008) di Negara Amerika, sebanyak 22.8juta orang yang berusia 12 tahun dan keatas dilaporkan pernah menyalahgunakan bahan atau zat adiktif sekurangnya satu kali dalam riwayat hidup mereka. Ini mewakili sekitar 8.9% dari populasi anak muda yang berusia 12 tahun dan ke atas di Negara Amerika. Menurut United Nation (2005), pada tahun 2003 terdapat 11 buah Negara yang mencatatkan peningkatan jumlah pengguna bahan atau zat adiktif. Di Indonesia pula, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (2005) melaporkan sebanyak 648 kasus tindakan pindana narkoba karena bahan atau zat aktif pada tahun 2004. Walaupun bergitu, jumlah kasus tindakan pindana yang dilaporkan tidak mencerminkan situasi yang sebenarnya karena rata – rata banyak kasus yang tidak dilaporkan. Ketergantungan kepada zat – zat adiktif merupakan isu global dengan dampak yang signifikan terhadap pengguna, keluarga pengguna serta komunitas. Meskipun demikian, ketergantungan zat-zat adiktif yang merupakan salah satu jenis dari penyalahgunaan narkoba, merupakan masalah penyalahgunaan yang penelitiannya masih kurang memadai dan tidak cukup medalam. mengenai paten penyalahgunaan dan statistik epidemiologi ketergantungan terhadap zat – zat adiktif masih sukar didapati di peringkat nasional.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan Anak Jalanan Kota Medan tentang Menghidu Lem terhadap Prevalensi Menghidu Lem Tahun 2010”.

Beberapa kutipan fenomena masalah di atas adalah:
·         jumlah anak jalanan yang pasti di seluruh dunia masih tidak diketahui lagi, tetapi UNICEF (2003) mengestimasi bahwa ada sekurangnya sekitar 100juta orang.
·         India mempunyai jumlah anak jalanan yang paling banyak di dunia ini dengan mencatatkan jumlah sekurangnya 11juta orang dikatakan oleh publikasi artikel [Railway Children (2009)].
·         Berdasarkan kepada stastistik yang dikumpul, dianggarkan terdapat sekitar 170,000 orang anak jalanan di Indonesia (Irwanto,1999).
·         Berdasarkan kepada survey yang dilakukan oleh National Survey on Drug Use and Health (2008) di Negara Amerika, sebanyak 22.8juta orang yang berusia 12 tahun dan keatas dilaporkan pernah menyalahgunakan bahan atau zat adiktif sekurangnya satu kali dalam riwayat hidup mereka. Ini mewakili sekitar 8.9% dari populasi anak muda yang berusia 12 tahun dan ke atas di Negara Amerika.
·         pada tahun 2003 terdapat 11 buah Negara yang mencatatkan peningkatan jumlah pengguna bahan atau zat adiktif [Menurut United Nation (2005)].
·         Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (2005) melaporkan sebanyak 648 kasus tindakan pindana narkoba karena bahan atau zat aktif pada tahun 2004.
·         peneliti tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan Anak Jalanan Kota Medan tentang Menghidu Lem terhadap Prevalensi Menghidu Lem Tahun 2010”.

Daftar pustaka:
(penelitian fenomena masalah anak jalanan diakses tanggal 4 januari 2013)

PENDEFINISIAN DAFTAR PUSTAKA, ABSTRAK, dan KUTIPAN


1.  Pengertian Daftar Pustaka
Menurut bibliografi daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contoh: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

Cara penulisan daftar pustaka yang baik dan benar yaitu:
·       Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab.
·       Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
-Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
-Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
-Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
-Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
·       Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
• Nama Pengarang• Tanggal revisi terakhhir• Judul Makalah• Media yang memuat• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal akses
Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:
Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring
·         Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring
·         Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring

Contoh penulisan daftar pustaka
Baradja, M.F. 1990.
 Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hermans, B., 2000, Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online], (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )

2.  Pengertian Abstrak
Abstrak adalah ringkasan singkat dari artikel penelitian, tesis, review, melanjutkan konferensi atau setiap analisis mendalam tentang topik tertentu atau disiplin, dan sering digunakan untuk membantu pembaca dengan cepat memastikan tujuan kertas. Ketika digunakan abstrak selalu muncul pada awal naskah, bertindak sebagai titik-masuknya untuk setiap kertas akademik diberikan atau aplikasi paten. Abstrak dan mengindeks layanan untuk berbagai disiplin ilmu yang ditujukan untuk menyusun tubuh sastra untuk topik tertentu.

Para ikhtisar istilah atau sinopsis digunakan dalam beberapa publikasi untuk merujuk hal yang sama bahwa publikasi lain mungkin menyebutnya "abstrak". Dalam laporan manajemen, ringkasan eksekutif biasanya berisi informasi lebih lanjut (dan informasi seringkali lebih sensitif) bukan dari abstrak.

Tujuan dan keterbatasan abstrak
Literatur akademis menggunakan abstrak untuk berkomunikasi ringkas penelitian yang kompleks. Abstrak dapat bertindak sebagai entitas yang berdiri sendiri bukan paper. Dengan demikian, abstrak digunakan oleh banyak organisasi sebagai dasar untuk memilih penelitian yang diusulkan untuk presentasi dalam bentuk presentasi poster, platform / lisan atau presentasi lokakarya di sebuah konferensi akademis. Literatur database yang paling mesin pencari indeks hanya abstrak daripada memberikan seluruh teks kertas. Teks penuh karya ilmiah sering harus dibeli karena hak cipta dan / atau biaya penerbit dan karena itu abstrak adalah titik penjualan yang signifikan untuk cetak ulang atau bentuk elektronik dari teks lengkap.

Abstrak dilindungi oleh hukum hak cipta seperti bentuk lain dari sambutan tertulis yang dilindungi. Namun, penerbit artikel ilmiah selalu membuat abstrak tersedia untuk publik, bahkan ketika artikel itu sendiri dilindungi oleh penghalang tol. Misalnya, artikel dalam literatur biomedis yang tersedia secara publik dari MEDLINE yang dapat diakses melalui PubMed. Ini adalah kesalahpahaman umum bahwa abstrak dalam MEDLINE memberikan informasi yang cukup bagi para praktisi medis, mahasiswa, sarjana dan pasien [kutipan diperlukan]. Abstrak dapat menyampaikan hasil utama dan kesimpulan dari sebuah artikel ilmiah tetapi artikel teks penuh harus berkonsultasi untuk rincian metodologi, hasil eksperimen penuh, dan diskusi kritis dari interpretasi dan kesimpulan. 

Abstrak memungkinkan seseorang untuk menyaring jumlah berlebihan paper untuk yang di mana peneliti dapat lebih percaya bahwa mereka akan relevan dengan penelitiannya. Setelah paper yang dipilih berdasarkan abstrak, mereka harus membaca dengan seksama untuk dievaluasi untuk relevansi. Hal ini umumnya menduga bahwa seseorang tidak harus mendasarkan kutipan referensi pada abstrak saja, tetapi manfaat seluruh kertas.

3.  Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal, yang terdapat dalam buku, acuan lain atau penuturan lisan.
Kutipan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
·         Kutipan langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorangpengarang/pembicara/orang terkenal yang diambil secara lengkap (per kata atau per kalimat) dari sumbernya.
·         Kutipan tidak langsung adalah pinjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang/pembicara/orang terkenal yang diambil intinya saja.
Teknik Mengutip yang baik dan benar yaitu:
 Kutipan langsung
1) yang tidak lebih dari empat baris :
a) kutipan diintegrasikan dengan teks
b) jarak antar baris kutipan dua spasi
c) kutipan diapit dengan tanda kutip
d) sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

2) yang lebih dari empat baris :
a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
b) jarak antar kutipan satu spasi
c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
d) kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

Kutipan tak langsung
1) kutipan diintegrasikan dengan teks
2) jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3) kutipan tidak diapit tanda kutip
4) sesudah selesai diberi sumber kutipan

Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

Kutipan atas ucapan lisan

Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

Kutipan dalam kutipan

Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara :
1) bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tungggal atau tanda kutip ganda.
2) bila kutipan asli memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan mempergunakan tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.

Kutipan langsung dalam materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hinggga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh :
“Jelas,” kata Prof. Haryati, ”kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”

Referensi: